CONTROL WASTAFEL



 1. Pendahuluan[kembali]

Wastafel adalah tempat untuk membersihkan diri baik untuk kegiatan cuci muka, cuci tangan, gosok gigi, maupun bercukur yang letaknya menempel pada dinding baik di luar maupun di dalam kamar mandi yang dilengkapi dengan keran air, cermin, dan rak. Wastafel pada umumnya menggunakan keran manual untuk membuka dan menutup aliran air. Hal ini dapat menimbulkan masalah yaitu kelalaian manusia untuk menutup kembali keran yang telah digunakan sehingga terjadi pemborosan penggunaan air. Oleh karena itu diperlukan sebuah pengendalian untuk mengatasi masalah ini.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan  teknologi  telah mempermudah manusia dalam melakukan pekerjaannya melalui diciptakannya peralatan - peralatan yang serba otomatis. Peralatan yang serba otomatis ini menyebabkan banyaknya perubahan yang terjadi yaitu pekerjaan yang dahulu dikerjakan manual oleh  manusia saat ini sudah digantikan  oleh peralatan-peralatan yang serba otomatis. Sistem pengendalian merupakan suatu sistem yang bertujuan agar sistem dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Pengendalian pada wastafel adalah salah satu contohnya. Penggunaan wastafel otomatis ini sudah mulai digunakan seperti di KFC, hotel berbintang, restaurant siap saji, dll. Akan tetapi penggunaan wastafel otomatis tersebut masih memiliki kekurangan sehingga diperlukan modifikasi dengan cara menambahkan pushbutton sebagai proteksi. Oleh karena itu,   dalam Tugas Akhir ini penulis mengambil topik tentang “Pembuatan Model Wastafel Otomatis Menggunakan Sensor PIR & Pushbutton Berbasis Arduino” 

  

 2. Tujuan [kembali]

  1. Dapat Memahami Prinsip Kerja Pir Sensor, Touch Sensor,Infrared Sensor, IR Proximity Sensor dan Detektor Sensor Suhu
  2. Dapat Memahami Prinsip Kerja Kontrol Wastefel
  3. Mengsimulasikan Rangkaian Kontrol Wastafel Pada Proteus

 3. Alat dan Bahan [kembali]

    Alat :

  1. DC Voltmeter, Berfungsi Sebagai Mengukur Beda Potensial Atau Tegangan Listrik Dari Dua titik Potensial.
     
  2. Baterai, Sangat beragam fungsi dari baterai dalam kehidupan sehari-hari namun memiliki intinya yang sama yakni sebagai sumber energi, karena hampir pada semua alat elektronik yang sifatnya mobile juga perlu baterai sebagai sumber energi. Sebut misalnya seperti HP, senter, power bank, drone, remote TV dan AC,  dan lain sebagainya. Semua alat-alat tersebut membutuhkan baterai agar bisa bekerja.

                                      Pin Out Dan Grafik :  


                             Bahan :
  1. Resistor, Berfungsi Sebagai Untuk Membatasi dan Mengatur Arus Listrik Yang Lewat Pada Suatu Rangkaian Listrik Elektronika
     

     
  2. Dioda, Berfungsi Sebagai Penyarah Arus
     


  3. Transistor NPN, Pada Base Transistor Berfungsi Sebagai Mengumpan Arus atau Tegangan Ke Emitor Jika Tegangan VBE Pada Transistor +0,07 Maka Arus Juga akan Mengalir Dari Collector yang Akan Melewati Relay dan Mengaktifkan Motor Lalu Menuju Emitor Dan ke Ground
     

  4. OP AMP, berfungsi sebagai Penguat Sinyal Listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi. Sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.

Pin Out :


5. KOMPONEN INPUT

Sensor Ir Proximity


Sensor infrared yang dapat mendeteksi Halangan, warna dan juga gerakan

Grafik Sensor IR Proximity

Spesifikasi

Catu daya: 3.3V
Jarak deteksi: 10-20cm
Active High Digital Output (+5V)
Ambient Light & RGB Color Sensing
Proximity Sensing
Gesture Detection


Sensor Pir

    Sensor PIR atau Passive Infra Red adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu objek.

Grafik Sensor Pir



Konfigurasi
Gambar berikut menunjukkan bagian-bagian dari sensor PIR yang perlu untuk diketahui
Bagian Sensor PIR
Spesifikasi
  1. Pengatur Waktu Jeda : Digunakan untuk mengatur lama pulsa high setelah terdeteksi terjadi gerakan dan gerakan telah berakhir. *
  2. Pengatur Sensitivitas : Pengatur tingkat sensitivitas sensor PIR *
  3. Regulator 3VDC : Penstabil tegangan menjadi 3V DC
  4. Dioda Pengaman : Mengamankan sensor jika terjadi salah pengkabelan VCC dengan GND
  5. DC Power : Input tegangan dengan range (3 – 12) VDC (di rekomendasikan menggunakan input 5VDC).
  6. Output Digital : Output digital sensor
  7. Ground : Hubungkan dengan ground (GND)
  8. BISS0001 : IC Sensor PIR
  9. Pengatur Jumper : Untuk mengatur output dari pin digital.

Sensor Infrared

Mendeteksi panas dan juga pergerakan


Grafik Responsi Sensor


Sensor Touch
    Mendeteksi Sentuhan Dan Menjadikan nya Energi Listrik


 
Grafik Responsi Sensor :

Pinout :
 

SPESIFIKASI :

  • Konsumsi daya yang rendah
  • Bisa menerima tegangan dari 2 ~ 5.5V DC
  • Dapat menggantikan fungsi saklar tradisional
  • Dilengkapi 4 lobang baut untuk memudahkan pemasangan
  • Tegangan kerja : 2v s/d 5.5v (optimal 3V)
  • Output high VOH : 0.8 VCC (typical)
  • Output low VOL : 0.3 VCC (max)
  • Arus Output Pin Sink (@ VCC 3V, VOL 0.6V) : 8 mA
  • Arus Output pin pull-up (@ VCC=3V, VOH=2.4V) : 4 mA
  • Waktu respon (low power mode): max 220 ms
  • Waktu respon (touch mode): max 60 ms
  • Ukuran: 24 mm x 24 mm x 7.2 m

      Sensor Suhu

Sensor suhu adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi dan mengubah besaran panas menjadi besaran listrik pada suatu objek Sensor suhu digunakan untuk mengukur suhu dan sering disebut sebagai termometer. Sensor suhu dapat membantu manusia dengan cara yang praktis, cepat, dan tetap memberikan hasil yang akurat. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas atau dingin yang dihasilkan oleh objek tertentu

Logicstate 

  Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.


 
6. KOMPONEN OUTPUT

 LED

Komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju.


 

PIN OUT


Tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:

    • Infra merah : 1,6 V.
    • Merah : 1,8 V – 2,1 V.
    • Oranye : 2,2 V.
    • Kuning : 2,4 V.
    • Hijau : 2,6 V.
    • Biru : 3,0 V – 3,5 V.
    • Putih : 3,0 – 3,6 V.
    • Ultraviolet : 3,5 V

RELAY

  Relay adalah komponen elektronika yang berupa sakelar atau switch elektrik yang dioperasikan   menggunakan listrik. Relay disebut sebagai komponen electromechanical karena terdiri dari dua bagian 




Spesifikasi :

 
Konfigurasi

  
 

MOTOR DC

       Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion).


 


Spesifikasi :

Built-in gearbox
Vsuplai : Dc 12V
Arus : 2 A
Speed : 400 rpm
Torsi : 6.5 Kg.cm
Ratio gear : 1:21
Dimensi body : panjang 5 cm x diameter 2,5 cm
Dimensi shaft : panjang 1 cm x diameter 4 mm
Berat : 0,2 Kg

Pinout





Grafik Respon :

 

7. Komponen Lainnya
        Ground
            Penghantar Arus Listrik yang Banyak
 

4. Dasar Teori [kembali] 
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.

Simbol Resistor Sebagai Berikut :

  

  



Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.

Menghitung Nilai Resistor

Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap daaya besar dan resistor variable.

Kode Warna Resistor

Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :

 

1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama

  2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua

  3. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ketiga

  4. Masukkan jumlah nol dari warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan (10^n), merupakan              nilai toleransi dari resistor. 

Kode Huruf Resistor

Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.

 

Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :

R, berarti x1 (Ohm)
K, berarti x1000 (KOhm)
M, berarti x 1000000 (MOhm)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :

F, untuk toleransi 1%
G, untuk toleransi 2%
J, untuk toleransi 5%
K, untuk toleransi 10%
M, untuk toleransi 20%

Rumus Resistor
Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :




  • Dimana V adalah tegangan,  I adalah kuat arus, dan R adalah Hambatan


    Mencari resistansi total dalam rangkaian dapat menggunakan :

    Seri : Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn

    Dimana :
    Rtotal = Total Nilai Resistor
    R1 = Resistor ke-1
    R2 = Resistor ke-2
    R3 = Resistor ke-3
    Rn = Resistor ke-n

    Paralel: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn

    Dimana :
    Rtotal = Total Nilai Resistor
    R1 = Resistor ke-1
    R2 = Resistor ke-2
    R3 = Resistor ke-3
    Rn = Resistor ke-n

 Dioda
 Dioda atau disebut juga sinyal dioda adalah komponen dasar semikonduktor aktif yang hanya bisa mengalirkan arus satu arah saja (forward bias) yaitu dari arah positip (Anoda) ke arah negatif (Katoda) namun memblok arus untuk arah sebaliknya. Dalam rangkaian elektronika dioda diibaratkan sebagai kran/katup listrik satu arah. Dioda memiliki dua elektroda yaitu elektroda positip (Anoda) dan elektroda negatif (Katoda). Secara umum dioda biasa dipakai untuk merubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) atau disebut sebagai Rectifier.
    Dioda dibuat dari bahan semikonduktor seperti germanium (Ge), Silicon (Si) dan galium arsenide (GaAs), sifat listrik pada jenis material tersebut ialah menengah atau dengan kata lain tidak baik sebagai konduktor dan tidak baik juga sebagai insulator, sifat ini dinamakan semikonduktor.

Jenis dan Simbol Dioda

Seperti penjelasan diatas, Jenis dioda tergantung dari bahan material yang dipakai saat pembuatannya, dibawah ini adalah contoh gambar dan simbol dari jenis-jenis dioda:

Jenis dan Simbol Dioda

    1. Dioda Silicon
    Terbuat dari bahan Germanium, memiliki drop tegangan maju (forward volt drop) 0,7V, pada rangkaian elektronika biasa dipakai sebagai penyearah (rectifier). Contoh dioda Germanium adalah: 1N4000 series dan 1N5000 series dll.

2. Dioda Germanium
    Terbuat dari bahan Silicon, memiliki drop tegangan maju (forward volt drop) 0,3V. Biasa diaplikasikan sebagai dioda penyearah. contoh dioda silicon adalah: IN4148 atau 1N914 dll.

    3. Dioda Zener
    Terbuat dari bahan silikon, dioda zener atau sering disebut juga "breakdown diode" berfungsi sebagai pembatas tegangan pada rangkaian, atau dengan kata lain dioda zener adalah komponen regulator tegangan sederhana.  dioda zener memiliki rating tegangan antara 1 sampai ratusan volt dengan daya mulai dari 1/4w.

    4. Light Emitting Diode atau LED
    Adalah jenis dioda yang dapat mengeluarkan cahaya, LED yang banyak dipasaran berbentuk kubah bulat dan juga kotak persegi dengan variasi warna merah, kuning, hijau, biru atau putih. batas arus maksimum LED adalah 20mA. dan memiliki drop tegangan maju (forward volt drop) antara 1,2v sampai 3,6v tergantung dari jenis warna LED.

    5. Dioda Schottky
    disebut juga dioda power memiliki drop tegangan maju (forward bias) yang rendah, namun rating arus dan tegangannya tinggi. Biasa dipakai sebagai penyearah pada frekuensi tinggi, sering dipakai pada rangkaian pengisian battre, AC Rectifier dan Inverter.contoh untuk dioda schotky adalah 5819 atau 58xx dll.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog
Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang).
Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
Jarum harus tidak bergerak.
**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

Rumus Dioda zener

Transistor

Transistor NPN
Fungsi-fungsi Transistor diantaranya adalah :
sebagai Penyearah,
sebagai Penguat tegangan dan daya,
sebagai Stabilisasi tegangan,
sebagai Mixer,
sebagai Osilator
sebagai Switch (Pemutus dan Penyambung Sirkuit)
Lambang Transistor BJT


Sudah jelas seperti gambar di atas bahwa transistor PNP memiliki simbol yang arah panahnya masuk dan sebaliknya untuk NPN arah panah dari emiter mengarah keluar.
Bentuk aliran arus pada sebuah transistor dapat dirumuskan dengan hukum KCL ( Kirchoff Current Law) Atau hukum Kirchoff I, yang dirumuskan sebagai berikut.

Ie = Ic Ib  

Keterangan : 
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector
Ib = Arus Basis

Pada Transistor BJT nilai arus Ib relatif sangat kecil terhadap Ic, maka Ib ini dapat diabaikan. Sehingga persamaan diatas bisa berubah menjadi

Ie = Ic

Keterangan :
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector

    Rumus Transistor NPN :

    Karekterstik I/O


    Bentuk Gelombang I/O

Struktur Dasar Transistor
Pada dasarnya, Transistor adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari 3 Lapisan Semikonduktor dan memiliki 3 Terminal (kaki) yaitu Terminal Emitor yang disingkat dengan huruf “E”, Terminal Base (Basis) yang disingkat dengan huruf “B” serta Terminal Collector/Kolektor yang disingkat dengan huruf “C”. Berdasarkan strukturnya, Transistor sebenarnya merupakan gabungan dari sambungan 2 dioda. Dari gabungan tersebut , Transistor kemudian dibagi menjadi 2 tipe yaitu Transistor tipe NPN dan Transistor tipe PNP yang disebut juga dengan Transistor Bipolar. Dikatakan Bipolar karena memiliki 2 polaritas dalam membawa arus listrik.
NPN merupakan singkatan dari Negatif-Positif-Negatif sedangkan PNP adalah singkatan dari Positif-Negatif-Positif.
Berikut ini adalah gambar tipe Transistor berdasarkan Lapisan Semikonduktor yang membentuknya beserta simbol Transistor NPN dan PNP.


Tipe Transistor NPN dan PNP beserta simbolnya


Simbol Transistor
 

PRINSIP KERJA TRANSISTOR

Prinsip kerja transistor PNP adalah arus mengalir dari emitor menuju kolektor. Dibandingkan NPN, pada PNP terjadi hal sebaliknya ketika arus mengalir pada kaki basis, maka transistor tidak bekerja. Arus akan mengalir apabila kaki basis diberi sambungan ke ground (-) hal ini akan menginduksi arus pada kaki emitor ke kolektor. Jika basis dihubungkan diberi tegangan maka arus basis harus lebih kecil dari arus yang mengalir dari emitor ke kolektor. Penggunaan transistor jenis ini mulai jarang digunakan. Dibanding dengan NPN, transistor jenis PNP mulai sulit ditemukan dipasaran. Transistor jenis PNP adalah transistor negatif dimana akan dapat bekerja mengalirkan arus listrik jika basis dialiri arus negative (-) dan mempunyai lapisan semikonduktor sebagai berikut :
Pada Emitor          = Semikonduktor yang dipakai adalah negatif.
Pada Basis             = Semikonduktor yang dipakai adalah positif.
Pada Kolektor       = Semikonduktor yang dipakai adalah negative.
Prinsip kerja transistor NPN adalah arus mengalir dari kolektor menuju emitor. Jika basis dihubungkan diberi tegangan maka arus basis harus lebih kecil dari arus yang mengalir dari kolektor ke emitor. Untuk mengalirkan arus tersebut dibutuhkan sambungan ke sumber positif (+) pada kaki basis. Ketika basis diberi tegangan, hingga dititik saturasi, maka akan menginduksi arus dari kaki kolektor ke emitor. Dan transistor akan aktif jika arus yang melalui basis berkurang, maka arus yang mengalir pada kolektor ke emitor akan berkurang, hingga titik cutoff. Penurunan ini sangatlah cepat karena perbandingan penguatan yang terjadi antara basis dan kolektor melebihi 200 kali. Transistor jenis NPN adalah transistor positif dimana akan dapat bekerja mengalirkan arus listrik jika basis dialiri arus positf (+) dan mempunyai lapisan semikonduktor sebagai berikut :
 Pada Emitor          = Semikonduktor yang dipakai adalah positif.
Pada Basis             = Semikonduktor yang dipakai adalah negatif.
Pada Kolektor       = Semikonduktor yang dipakai adalah positif

Ada 4 macam rangkaian pemberian bias, yaitu: 

1. Fixed bias yaitu, arus bias IB didapat dari VCC yang dihubungkan ke kaki B melewati tahanan R seperti gambar 58.


2. Emitter-Stabilized Bias adalah rangkaian Fixed bias yang ditambahkan tahanan RE seperti gambar 59.

sehingga tahanan RE kalau dilihat dari input untuk mencari arus IB adalah sebesar (β+1)RE.

3. Self Bias adalah arus input didapatkan dari pemberian tegangan input VBB seperti gambar 60.

4. Voltage-divider Bias adalah arus bias didapatkan dari tegangan di R2 dari hubungan VCC seri dengan R1 dan R2 seperti gambar 61. Untuk mencari arus IB maka dilakukan perubahan rangkaian dengan memakai metoda thevenin sehingga menghasilkan rangkaian pengganti seperti gambar 62.
Contoh : Tentukan tegangan bias dc Vce dan arus Ic dari konfigurasi voltage-divider pada gambar 63. Solusi :




OP-AMP

Penguat operasional (Operational Amplifier) atau yang biasa disebut dengan op-amp, merupakan penguat elektronika yang banyak digunakan untuk membuat rangkaian detektor, komparator, penguat audio, video, pembangkit sinyal, multivibrator, filter, ADC, DAC, rangkaian penggerak dan berbagai macam rangkaian analog lainnya.



 Op-amp pada umumnya tersedia dalam bentuk rangkaian terpadu yang memiliki karakteristik mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya. 

Ada tiga karakteristik utama op-amp ideal, yaitu; 

1. Gain sangat besar (AOL >>). Penguatan open loop adalah sangat besar karena feedback-nya tidak ada atau RF = tak terhingga. 

2. Impedansi input sangat besar (Zi >>). Impedansi input adalah sangat besar sehingga arus input ke rangkaian dalam op-amp sangat kecil sehingga tegangan input sepenuhnya dapat dikuatkan.

 3. Impedansi output sangat kecil (Zo <<). Impedansi output adalah sangat kecil sehingga tegangan output stabil karena tahanan beban lebih besar yang diparalelkan dengan Zo <<.


Simbol



 

1. Op Amp Sebagai Penguat Non Inverting
Penguat Non Inverting adalah suatu rangkaian penguat yang berfungsi menguatkaan sinyal dan hasil sinyal yang dikuatkan tetap sefasa dengan sinyal inputannya, hasil dari sinyal input dan output rangkaian non inverting dapat dilihat pada Gambar 1. Pada dasarnya penguat non inverting digunakan sebagai pengkondisi sinyal inputan sensor yang terlalu kecil sehingga dibutuhkan penguatan untuk diproses. intinya penguat non inverting ke balikkan dari penguat inverting. 




Gambar 1 Rangkaian Penguat Non Inverting

Keterangan Gambar :
Vin : Tegangan Masukan
Vout : Tegangan Keluaran
Rg : Resistansi ground 
Rf : Resistansi feedback


Gambar 2 Sinyal Input dan Output Penguat Non Inverting

Fungsi Penguat Non Inverting
Fungsi dari penguat non inverting kurang lebih sama dengan penguat inverting hanya saja polaritas output yang dihasilkan sama dengan sinyal inputnya. Keluaran sensor dan tranduser pada umumnya mempunyai tegangan yang sangat kecil hingga mikro volt, sehingga diperlukan penguat dengan impedansi masukan rendah.  Rangkaian penguat non inverting akan menerima arus atau tegangan dari tranduser sangat kecil dan akan membangkitkan arus atau tegangan yang lebih besar

Rumus Op Amp Non Inverting

Gambar 3 Penjabaran Rangkaian Penguat Non Inverting untuk mempermudah penurunan rumus
Rumus Mencari Tegangan Output :
 


 
 Op-amp sebagai voltage follower
Op-Amp Voltage Follower (atau dikenal juga sebagai Unity-gain Amplifier atau Buffer Amplifier) adalah rangkaian Op-Amp yang memiliki penguatan atau gain (A) tegangan sebesar 1x. Dengan kata lain, Op-Amp tidak memberikan amplifikasi ataupun atenuasi terhadap sinyal inputnya. Yang artinya keluaran dari Op-Amp sama dengan masukannya.

Rangkaian Op-Amp Voltage Follower.

Cara Kerja Rangkaian Op-Amp Voltage Follower.

1. Detektor non inverting,  Vref = bertegangan positif

    Rangkaian detektor non inverting dengan tegangan input Vi berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref > 0 Volt adalah seperti gambar 78.

    Adapun kurva karakteristik Input-Ouput (I-O) adalah seperti gambar 80. Dengan Vi > 0 maka Vo = +Vsat dan sebaliknya bila Vi < 0 maka Vo = -Vsat


2. Non Inverting Amplifier

    Rangkaian non inverting amplifier (tidak membalik) adalah seperti gambar 122, input dimasukkan ke kaki non inverting sehingga tegangan output yang dihasilkan sefasa dengan tegangan input. Untuk mencari turunan penguatan tegangan ACL maka rangkaian dimisalkan dahulu dengan input dc positif, seperti gambar 123.

    Dari rangkaian gambar 123 dengan syarat op-amp ideal Ed = 0 maka VA = Vi sehingga rangkaian dapat disederhanakan untuk mencari arus I seperti gambar 124.


    Adapun hasil simulasi bentuk gelombang I-O seperti gambar 125 dan karakteristik I-O seperti gambar 126.
 3. Voltage Follower

    Rangkaian voltage follower atau buf er dimana ACL = 1, adalah seperti pada gambar 129.

    Bentuk gelombang tegangan input dan gelombang tegangan output adalah sama karena ACL = 1 dan sefasa karena Vi diinputkan ke kaki non inverting seperti pada gambar 130 dan kurva karakteristik I-O seperti gambar 131.


A. IR Proximity
Sensor IR Proximity



Infrared Proximity Sensor merupakan sensor inframerah yang dapat digunakan untuk pedeteksi halangan, pendeteksi warna (hitam atau putih) pendeteksi gerakan dll. Sensor infrared ini sangat rentan terhadap cahaya sekitar, penggunaan diluar ruangan bisa menambahkan penutup pada sensor untuk mengurangi cahaya yang masuk.

Grafik respon Sensor Jarak :
 

B. TOUCH SENSOR

 

Seperti namanya, Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.


C. Sensor Infrared

   
Sensor  

Infrared (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier). Bentuk dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP.




[IR_proximity_sensor.jpg]
 

Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima infra merah tipe TSOP adalah output (Out), Vs (VCC +5 volt DC), dan Ground (GND). Sensor penerima inframerah TSOP ( TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules ) memiliki fitur-fitur utama yaitu fotodiode dan penguat dalam satu chip, keluaran aktif rendah, konsumsi daya rendah, dan mendukung logika TTL dan CMOS. Detektor infra merah atau sensor inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) adalah penerima inframerah yang telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka keluaran detektor inframerah (TSOP) akan berlogika 1.



Dari grafik dapat disimpilkan bahwa semakin jauh jarak benda maka semakin kecil output nya, dan begitu juga sebaliknya.
D. Sensor PIR
    Sensor PIR atau Passive Infra Red adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu objek. Sensor PIR bersifat pasif, yang berarti sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah melainkan hanya dapat menerima radiasi sinar infra merah dari luar. Sensor PIR dapat mendeteksi radiasi dari berbagai objek dan karena semua objek memancarkan energi radiasi, sebagai contoh ketika terdeteksi sebuah gerakan dari sumber infra merah dengan suhu tertentu yaitu manusia mencoba melewati sumber infra merah yang lain misal dinding, maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.

 
Sensor PIR merupakan sensor yang dapat mendeteksi pergerakan, dalam hal ini sensor PIR banyak digunakan untuk mengetahui apakah ada pergerakan manusia dalam daerah yang mampu dijangkau oleh sensor PIR. Sensor ini memiliki ukuran yang kecil, murah, hanya membutuhkan daya yang kecil, dan mudah untuk digunakan. Oleh sebab itu, sensor ini banyak digunakan pada skala rumah maupun bisnis. Sensor PIR ini sendiri merupakan kependekan dari “Passive InfraRed” sensor.

E. SENSOR LM 35

Sensor LM35 adalah salah satu sensor suhu. Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan.

Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt.

Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dan dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian kontrol yang sangat mudah.

IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu.

Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.


Dapat Disimpulkan  Grafik menunjukkan hubungan linier antara suhu dan tegangan keluaran. Artinya, saat suhu meningkat, tegangan keluaran juga meningkat secara proporsional.Kemiringan garis menunjukkan sensitivitas sensor terhadap perubahan suhu. Semakin besar kemiringan, semakin besar perubahan tegangan keluaran untuk setiap perubahan suhu.

Logicstate


Simbol


Logicstate yaitu pengertian logis, benar atau salah, dari sinyal biner yang diberikan. Sinyal biner adalah sinyal digital yang hanya memiliki dua nilai yang valid. Dalam istilah fisik, pengertian logis dari sinyal biner ditentukan oleh level tegangan atau nilai arus sinyal, dan ini pada gilirannya ditentukan oleh teknologi perangkat. Dalam sirkuit TTL, misalnya, keadaan sebenarnya diwakili oleh logika 1, kira-kira sama dengan +5 volt pada garis sinyal; logika 0 kira-kira 0 volt. Tingkat tegangan antara 0 dan +5 volt dianggap tidak ditentukan.
Karena hanya dua status logika, logika 1 dan logika 0, yang dimungkinkan, teknik aljabar Boolean dapat digunakan untuk menganalisis rangkaian digital yang melibatkan sinyal biner. Istilah logika positif diterapkan ke sirkuit di mana logika 1 ditetapkan ke level tegangan yang lebih tinggi; Dalam rangkaian logika negatif, logika 1 ditunjukkan dengan level tegangan yang lebih rendah.

LED

Komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

Motor DC

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa motor terdiri atas 2 bagian utama yaitu stator dan motor. Pada stator terdapat lilitan (winding) atau magnet permanen, sedangkan rotor adalah bagian yang dialiri dengan sumber arus DC. Arus yang melalui medan magnet inilah yang menyebabkan rotor dapat berputar. Arah gaya elektromagnet yang ditimbulkan akibat medan magnet yang dilalui oleh arus dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan.


          
Kaidah Tangan Kanan
 Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
• Tegangan dinamo : meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan
• Arus medan : menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Relay

    Relay adalah komponen elektronika berupa sakelar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas sakelar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak sakelar akan menutup. Pada saat arus hentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak sakelar kembali terbuka. Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus / tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 A / AC 220 V) dengan memakai arus / tegangan yang kecil (misalnya 0.1 A / 12 Volt DC). 
Gambar Bentuk dan Simbol Relay

Gambar bentuk dan Simbol relay


 Struktur dasar Relay

Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay

Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan ke dalam peralatan Elektronika di antarannya adalah :


Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function).

Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function).

Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.

Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).

SENSOR SUHU

Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk output Analog maupun Digital. Sensor Suhu juga merupakan dari keluarga Transduser.


Contoh peralatan-peralatan listrik maupun elektronik yang menggunakan Sensor Suhu diantaranya seperti Thermometer Suhu Ruangan, Thermometer Suhu Badan, Rice Cooker, Kulkas, Air Conditioner (Pendingin Ruangan) dan masih banyak lagi.

Jenis-jenis Sensor Suhu (Temperature Sensors)

Saat ini, terdapat banyak jenis Sensor Suhu dengan karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan aplikasinya. Berikut ini beberapa jenis Sensor Suhu yang sering ditemukan dalam rangkaian elektronika ataupun peralatan listrik beserta penjelasan singkatnya :


1. Termostat (Thermostat)

Thermostat adalah jenis Sensor suhu Kontak (Contact Temperature Sensor) yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical. Thermostat pada dasarnya terdiri dari dua jenis logam yang berbeda seperti Nikel, Tembaga, Tungsten atau aluminium. Dua Jenis Logam tersebut kemudian ditempel sehingga membentuk Bi-Metallic strip. Bi-Metallic Strip tersebut akan bengkok jika mendapatkan suhu tertentu sehingga bergerak memutuskan atau menyambungkan sirkuit  (ON/OFF).


Thermostat sering digunakan pada peralatan listrik seperti Oven, Seterika dan Water Heater.

Baca juga : Pengertian Termostat dan Prinsip Kerjanya.Gambar Thermostat


2. Thermistor

Thermistor adalah komponen elektronika yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh Suhu. Thermistor yang merupakan singkatan dari Thermal Resistor ini pada dasarnya terdiri dari 2 jenis yaitu PTC (Positive Temperature Coefficient) yang nilai resistansinya akan meningkat tinggi ketika suhunya tinggi dan NTC (Negative Temperature Coefficient) yang nilai resistansinya menurun ketika suhunya meningkat tinggi.


Thermistor yang dapat mengubah energi listrik menjadi hambatan ini terbuat dari bahan keramik semikonduktor seperti Kobalt, Mangan atau Nikel Oksida yang dilapisi dengan kaca.


Keuntungan dari Thermistor adalah sebagai berikut :


Memiliki Respon yang cepat atas perubahan suhu.

Lebih murah dibanding dengan Sensor Suhu jenis RTD (Resistive Temperature Detector).

Rentang atau Range nilai resistansi yang luas berkisar dari 2.000 Ohm hingga 10.000 Ohm.

Memiliki sensitivitas suhu yang tinggi.

Thermistor (PTC/NTC) banyak diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika seperti Voltage Regulator, sensor suhu kulkas, pendeteksi kebakaran, Sensor suhu pada Otomotif, Sensor suhu pada Komputer, sensor untuk memantau pengisian ulang Baterai pada ponsel, kamera dan Laptop.

Baca juga : Pengertian Thermistor dan Karakteristiknya 

Thermistor PTC dan NTC


3. Resistive Temperature Detector (RTD)

Resistive Temperature Detector atau disingkat dengan RTD memiliki fungsi yang sama dengan Thermistor jenis PTC yaitu dapat mengubah energi listrik menjadi hambatan listrik yang sebanding dengan perubahan suhu. Namun Resistive Temperature Detector (RTD) lebih presisi dan memiliki keakurasian yang lebih tinggi jika dibanding dengan Thermistor PTC. Resistive Temperature Detector  pada umumnya terbuat dari bahan Platinum sehingga disebut juga dengan Platinum Resistance Thermometer (PRT).


Keuntungan dari Resistive Temperature Detector (RTD)


Rentang suhu yang luas yaitu dapat beroperasi di suhu -200⁰C hingga +650⁰C.

Lebih linier jika dibanding dengan Thermistor dan Thermocouple

Lebih presisi, akurasi dan stabil.gambar RTD (resistive temperature detector)

4. Thermocouple (Termokopel)

Thermocouple adalah salah satu jenis sensor suhu yang paling sering digunakan, hal ini dikarenakan rentang suhu operasional Thermocouple yang luas yaitu berkisar -200°C hingga lebih dari 2000°C dengan harga yang relatif rendah. Thermocouple pada dasarnya adalah sensor suhu Thermo-Electric yang terdiri dari dua persimpangan (junction) logam yang berbeda. Salah satu Logam di Thermocouple dijaga di suhu yang tetap (konstan) yang berfungsi sebagai junction referensi sedangkan satunya lagi dikenakan suhu panas yang akan dideteksi. Dengan adanya perbedaan suhu di dua persimpangan tersebut,  rangkaian akan menghasilkan tegangan listrik tertentu yang nilainya sebanding dengan suhu sumber panas.


Keuntungan Thermocouple adalah sebagai berikut :


Memiliki rentang suhu yang luas

Tahan terhadap goncangan dan getaran

Memberikan respon langsung terhadap perubahan suhu.Gambar Thermocouple

Selain jenis-jenis Sensor suhu diatas, Sensor Suhu atau Temperature Sensor juga dapat dibedakan menjadi dua jenis utama berdasarkan Hubungan fisik Sensor suhu dengan Obyek yang akan dirasakan suhunya. Berikut ini adalah 2 jenis utama tersebut.


Untuk lebih jelas mengenai Thermocouple, silakan baca : Pengertian Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya


Contact Temperature Sensor

Sensor Suhu jenis contact adalah Sensor suhu yang memerlukan kontak (hubungan) Fisik dengan objek yang akan dirasakan perubahan suhunya. Sensor suhu jenis ini dapat digunakan untuk memantau suhu benda padat, cair maupun gas.


Non-Contact Temperature Sensor

Sensor Suhu jenis Non-Contact adalah Sensor suhu yang dapat mendeteksi perubahan suhu dengan menggunakan konveksi dan radiasi sehingga tidak memerlukan kontak fisik langsung dengan obyek yang akan diukur atau dideteksi suhunya.

 


 5. Percobaan [kembali] 

  a.Prosedur Percobaan

1.  Buka aplikasi proteus

2.  Siapkan alat dan bahan pada library proteus, pada rangkaian ini yaitu berupa resistor, baterai, transistor NPN, DC voltmeter, relay, opamp, ground, motor DC, sensor PIR, touch sensor, sensor IR Proximity,Infrared  sensor dan motor.

3.   Rangkai setiap alat dan bahan agar membentuk rangkaian yang diinginkan.

4.   Ubah spesifikasi komponen sesuai kebutuhan

5. Jalankan simulasi rangkaian untuk melihat apakah dihasilkan output yang diinginkan, yaitu apakah dapat mengaktifkan relay serta menghidupkan , dan motor.

B. Rangkaian Simulasi

1. Gambar Rangkaian

  




  2. Prinsip Kerja

(Lampu Cermin dengan Pir Sensor)

                                                        [PIR Sensor diletakkan di belakang Cermin]

Dimulai dengan Pir sensor yang diletakkan dibelakang cermin dimana Pir sensor akan mendeteksi adanya manusia yang mendekat dan bekerjanya sensor pir akan ditandai dengan test Spin yang berlogika 1 sehingga menghasilkan tegangan output sebesar 5 volt, tegangan akan diumpankan menuju rangkaian OP Amp Voltage folllower dan akan terukur tegangan Sebesar 5V dimana diketahui rumus OP Amo Voltage follower adalah Av = Vo/Vi atau Vo = Vi.
Tegangan akan diumpankan menuju resistor R2 ke rangkaian Fixed Bias dan terukur tegangan VBE sebesar 0.82 V dikarenakan nilai tegangan VBE > dari 0,7V artinya transistornya aktif , Tegangan VBE akan melalui titik base, lalju ke titik emittor dan menuju ke ground.
Selanjutnya dari Tegangan Vcc akan mengalir arus melalui R12 menuju kaki base ke kaki emiiter dan menuju ke ground, arus juga akan mengalir melalui relay masuk ke kaki colector lalu mengalir ke kaki emitter dan menuju ke ground.
Karna adanya arus yang mengalir melalui relay makan Switch akan berpindah dari kanan ke kiri dan mengaktifkan lampu pada cermin wastafel.

(Keran dengan IR Proximity Sensor)

 
                                                    [IR Proximity Sensor Diletakkan Di Leher Keran Air]

    Selanjutnya Keran dengan Ir Proximity Sensor (Sensor jarak), IR Proximity Sensor diletakkan di leher keran dimana Sensor akan mendeteksi adanya tangan manusia yang mendekat dan bekerjanya sensor jarak akan ditandai dengan test Spin yang berlogika 1, Arus dari sumber tegangan sebesar +7V mengalir menuju IR Proximit sensor dan melalui R4 sehingga menghasilkan Vo sebesar 2,45 volt, tegangan akan diumpankan menuju rangkaian Non Inverting AMP dan akan terukur tegangan Sebesar 4,9V Yang terukur bedasarkan rumus Vo = (Rf/Rin+1)Vin.
    Tegangan akan diumpankan menuju resistor R1 ke rangkaian Emiter stabilized bias dan terukur tegangan VBE sebesar 0.76 V dikarenakan nilai tegangan VBE > dari 0,7V artinya transistornya aktif , Tegangan VBE akan melalui titik base, lalju ke titik emittor dan menuju ke ground.
    Selanjutnya dari Tegangan Vcc akan mengalir arus melalui R11 menuju kaki base ke kaki emiiter dan menuju ke ground, arus juga akan mengalir melalui relay masuk ke kaki colector lalu mengalir ke kaki emitter dan menuju ke ground.
    Karna adanya arus yang mengalir melalui relay makan Switch akan berpindah dari kanan ke kiri dan mengaktifkan Keran wastafel .


                                                                  (Sabun Dengan Touch Sensor)


[Touch Sensor Diletakkan Pada Wadah Sabun]



    Selanjutnya Sabun dengan Touch Sensor dimana Sensor akan mendeteksi adanya sentuhan pada wadah sabun dan bekerjanya touch sensor akan ditandai dengan test Spin yang berlogika 1, arus dari sumber tegangan sebesar +7V masuk ke Touch Sensor lalu mengalir ke R18 sehingga menghasilkan Vo sebesar 5 volt, tegangan akan diumpankan menuju rangkaian Non Inverting AMP dan akan terukur tegangan Sebesar 10V Yang terukur bedasarkan rumus Vo = (Rf/Rin+1)Vin.
    Tegangan akan diumpankan menuju resistor R23 ke rangkaian Emiter stabilized bias dan terukur tegangan VBE sebesar 0.8 V dikarenakan nilai tegangan VBE > dari 0,7V artinya transistornya aktif , Tegangan VBE akan melalui titik base, lalju ke titik emittor dan menuju ke ground.
    Selanjutnya dari Tegangan Vcc akan mengalir arus melalui R21 menuju kaki base ke kaki emiiter dan menuju ke ground, arus juga akan mengalir melalui relay masuk ke kaki colector lalu mengalir ke kaki emitter dan menuju ke ground.
    Karna adanya arus yang mengalir melalui relay makan Switch akan berpindah dari kanan ke kiri dan mengeluarkan Sabun.


(Hand Dryer Dengan Infrared Sensor)
  
                                        [Infrared Sensor Diletakkan Pada Bagian Bawah Hand Dryer]
   Hand dryer dengan Infrared Sensor dimana Sensor akan mendeteksi panas tangan manusia yang mendekat  dan bekerjanya infrared sensor akan ditandai dengan test Spin yang berlogika 1 sehingga menghasilkan Vo sebesar 5 volt, tegangan akan diumpankan menuju rangkaian Non Inverting AMP dan akan terukur tegangan Sebesar 10V Yang terukur bedasarkan rumus Vo = (Rf/Rin+1)Vin.
    Tegangan akan diumpankan menuju resistor R16 ke rangkaian Fixed Bias dan terukur tegangan VBE sebesar 0.86 V dikarenakan nilai tegangan VBE > dari 0,7V artinya transistornya aktif , Tegangan VBE akan melalui titik base, lalju ke titik emittor dan menuju ke ground.
    Selanjutnya dari Tegangan Vcc akan mengalir arus melalui R14 menuju kaki base ke kaki emiiter dan menuju ke ground, arus juga akan mengalir melalui relay masuk ke kaki colector lalu mengalir ke kaki emitter dan menuju ke ground.
    Karna adanya arus yang mengalir melalui relay makan Switch akan berpindah dari kanan ke kiri dan akan menghidupkan hand dryer.
                                    (DETEKTOR KEBAKARAN DENGAN SENSOR SUHU)
  • Prinsip Kerja :

  • Sensor Suhu (LM35):

  • Sensor LM35 menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan suhu (10 mV/°C). Tegangan keluaran ini ditandai sebagai Vout.

  • Pembagi Tegangan dan Penguat:

    • Tegangan keluaran dari sensor suhu (Vout) diteruskan ke input non-inverting dari op-amp (Vin).
    • Potensiometer RV1 digunakan untuk menyesuaikan tegangan referensi (Vref) yang masuk ke input inverting op-amp.
  • Op-Amp Sebagai Komparator:

    • Op-amp U6
      berfungsi sebagai komparator untuk membandingkan Vin dan Vref.
    • Jika Vin > Vref, keluaran op-amp (Vo) akan menjadi tinggi (Vsat), mengindikasikan suhu melebihi nilai referensi.
    • Jika Vin < Vref, keluaran op-amp (Vo) akan menjadi rendah (0V), mengindikasikan suhu berada di bawah nilai referensi.
  • Pengendalian Transistor dan Relay:

    • Keluaran dari op-amp diteruskan ke basis transistor Q5 melalui resistor R3.
    • Ketika Vo tinggi, transistor Q5 akan aktif, menyebabkan arus mengalir melalui relay RL5 dan LED D7. Relay akan mengaktifkan motor, dan LED akan menyala.
    • Ketika Vo rendah, transistor Q5 akan non-aktif, memutuskan arus ke relay dan LED. Motor akan berhenti, dan LED akan mati.


  •    c.Vidio Simulasi Rangkaian



     6. File Download [kembali]

    Download File Rangkaian Control Wastafel [disini]











    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    UTS